Rabu, 11 September 2013

Blusukan ke Rawapening


Rawa Pening ("pening" berasal dari "bening") adalah danau sekaligus tempat wisata air di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Dengan luas 2.670 hektare ia menempati wilayah Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Rawa Pening terletak di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.
Danau ini mengalami pendangkalan yang pesat. Pernah menjadi tempat mencari ikan, kini hampir seluruh permukaan rawa ini tertutup eceng gondok.
Gulma ini juga sudah menutupi Sungai Tuntang, terutama di bagian hulu.
Usaha mengatasi spesies invasif ini dilakukan dengan melakukan pembersihan serta pelatihan pemanfaatan eceng gondok dalam kerajinan, namun tekanan populasi tumbuhan ini sangat tinggi.
Menurut legenda, Rawa Pening terbentuk dari muntahan air yang mengalir dari bekas cabutan lidi yang dilakukan oleh Baru Klinthing. Cerita Baru Klinthing yang berubah menjadi anak kecil yang penuh luka dan berbau amis sehingga tidak diterima masyarakat dan akhirnya ditolong janda tua ini sudah berlalu.
Rawa ini digemari sebagai obyek wisata pemancingan dan sarana olahraga air. Namun akhir-akhir ini, perahu nelayan bergerak pun sulit.. (Mengutip dari Wikipedia..hehe).


Karna penasaran akupun berniat untuk mengunjungi tempat ini, Sempet mau berangkat bulan juni lalu, namun karna tak punya bolo akhirnya aku tunda.. (Mblusuk dewe kok wedi ;-D)
Akhirnya ada salah seorang teman mengajak blusukan ke Rawapening,
bersama David dan Vincent akhirnya kami sepakat berangkat hari Minggu 08 September kemaren, Namun ada yang merengek-rengek minta ikut sampai nangis gulung-gulung.. Dialah Mutia, Karna kasian yaudah aku perbolehkan ikut... #ngakak. Jadilah kami berangkat berempat..
Kami pun janjian ketemu di perempatan (jombor) jl Magelang jam 6 pagi, namun karena aku sedikit kesiangan, dan beberapa masalah teknis miss komunikasi dengan Mutia (jam 7 lebih baru ketemu) sampai jombor udah sekitar jam 8... #duhh..... (Budaya ngaret)

Berangkat! Kami menempuh perjalanan via Magelang, setelah sekitar 2jam lebih perjalanan akhirnya kami sampai di kota Ambarawa, udah hampir sampai tujuan ni pikirku.  
Namun perut kami berempat ternyata "mulai lapar" dan kami berhenti dulu untuk beli makan yaitu Pecel... (Pecel'e wuenak lho,tapi malah lali ra motret pas jajan pecel)
Setelah selesai mengisi perut perjalanan pun berlanjut, Sekitar 20 menit perjalanan akhirnya sampai juga di tujuan kami yaitu Rawapening. Sampai di lokasi (dengan tiket masuk Rp.7.500/orang) kami sejenak beristirahat di bukit cinta yang lumayan sejuk....
Setelah melihat-lihat situasi sekeliling akhirnya akupun mulai mengambil gambar dari beberapa sudut ...
Dan inilah sedikit Penampakan Rawapening...









Sebenere aku pengen naik perahu dan motret dari tengah2 rawa, Namun temen-temen mengajak untuk pindah tempat menuju Candi Gedong Songo..
(Wah nyenengke Mutia ki nek neng candi..gumamku dalam hati)
Oke deh perjalanan pun di lanjut, Hampir sampai di Candi Gedong Songo gerimispun datang, namun tak berapa lama gerimis pun berhenti. Tiket masuk di candi ini juga sama dengan Rawapening yaitu Rp.7.500/orang.

*Nih info tentang Candi Gedong Songo:

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C)
Lokasi keseluruhan candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda. (Lagi-lagi sumber dari Wikipedia)


Tapi di lokasi ini aku malah ga sempet motret candi'nya...hehe. Mutia sik paling semangat! (Tepat seperti dugaanku tadi) Mungkin karna staminaku udah habis kali ya buat mengelilingi semua komplek candi,yg jarak antara candi satu ke candi yang lain cukup berjauhan. (Jalan'nya naik/turun gunung lagi)

* Nih tak kasih liat poto kami berempat aja di lokasi Candi Gedong Songo...



Photo by : David Dueter Yea Yea
Photo by : David Dueter Yea Yea
 

Photo by :  David Dueter Yea Yea

Photo by : David Dueter Yea Yea

Photo by : David Dueter Yea Yea

Photo by : Vincent Mahiswara

Photo by : Vincent Mahiswara


Mutia kymoot
(sik mempeng dewe motret candi)


Dan inilah ketiga teman blusukanku kemaren

Mutia Kymoot


David Dueter Yea yea

Vincent Mahiswara



Setelah sampai pada candi terakhir kami beristirahat, waktu udah sore dan perut "Mulai lapar lagi" kami pun turun untuk cari makan lagi.. Dan selepas Maghrib kamipun pulang! Dan Alhamdulillah selamat sampai rumah... :-)


Note : Setelah aku hitung dari speedometer motor, jarak dari rumahku di Gunungkidul sampai Rawapening adalah kurang lebih 150km, dan jarak Rawapening-Candi Gedong Songo sekitar 25km.

Minggu, 01 September 2013

Simple Water Splash

Kali ini saya mencoba memotret water splash atau cipratan air,
Namun hanya dengan trik sederhana dan peralatan seadanya..
Trik yang saya dapat dari sharingnya MasGareng Sucipto,
Pada umumnya memotret cipratan air ini dilakukan indor (dalam studio/ruangan) dan menggunakan beberapa sumber cahaya lampu/flash.. Tp ini cuma dengan satu sumber cahaya, bukan lampu ataupun flash tapi matahari..
Keren kan? Flashnya dari Tuhan meenn...!!! #ngekek
Dan ini dilakukan saat matahari tepat di atas kepala kita,
pokoknya tengah hari lah. So harus rela panas-panasan dikit ..

Pertama saya siapkan dulu peralatan sederhana'nya.. Berikut peralatan'nya :
1. Gelas (untuk tempat air)
2. Kaos oblong item (untuk background)
3. Kursi (untuk menaruh gelas dan menata background.
4. Benda atau apalah buat nanti di cemplungin ke dalam gelas agar airnya muncrat, dalam hal ini saya gunakan jambu biji dan (calon) buah sirsat (Biasaya pada pake strawberry,tapi saya lebih memilih buah ini ... Karna yaa adanya cuma itu #ngakak )
5. Kamera tentunya, dan masih dengan senjata andalan saya Nikon D3100+lensa kit (lagi-lagi punyane cuma itu dan lensanya pun pinjeman :-P )





Dan eksekusipun siap di mulai..

Sama seperti memotret water drop (tetesan air), memotret water splash juga butuh kesabaran dan ketepatan saat memencet tombol shutter agar mendapat moment yang pas, yaitu saat airnya muncrat.. Dan inilah beberapa hasilnya..
















* 13 sept 2013

Menambahkan beberapa foto yang saya coba tadi siang dengan backgrund putih dan air berwarna....












Demikianlah hasil simple water splash dari saya , Dengan peralatan dan properti yang sederhana.. Jadi harap dimaklumi jika hasilnya pun sederhana... :-) :-)
Kritik dan saran selalu di tunggu...
Salam jepret...!!!